Anggota DPRD Lampung Tengah Terlibat Cekcok dengan Mahasiswa, Video Viral di Media Sosial


45 News, Bandar Lampung — Sebuah insiden adu mulut antara oknum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lampung Tengah dengan tiga mahasiswa perguruan tinggi di Provinsi Lampung menjadi sorotan publik. Kejadian ini terjadi pada Selasa (31/09) di Kelurahan Way Halim Permai, Gang Mahoni 1, dan viral setelah videonya tersebar luas di media sosial TikTok dan WhatsApp.


Menurut keterangan saksi mata, peristiwa bermula ketika dua mobil dari arah berlawanan berpapasan di jalan sempit yang tengah diperbaiki. Kondisi jalan yang hanya muat untuk satu kendaraan membuat salah satu pihak harus mengalah. Satu mobil ditumpangi tiga mahasiswa, sementara satu lainnya diduga milik seorang anggota DPRD Lampung Tengah.


Salah satu mahasiswa berinisial IA turun dari mobil dan mencoba meminta pengertian agar kendaraan anggota dewan tersebut mundur lebih dahulu. Namun, permintaan itu tidak mendapat respons positif. Sopir anggota dewan menolak dengan nada tinggi, hingga akhirnya sang anggota DPRD turun dan melontarkan ucapan “Setahanan aja”, yang ditafsir oleh para mahasiswa sebagai ajakan untuk tidak saling mengalah.


Mahasiswa mencoba menenangkan situasi, namun ketegangan meningkat setelah sopir anggota dewan berkata, “Kamu aja yang ngalah, saya anggota.”


Ucapan tersebut memancing reaksi dari mahasiswa lain berinisial AM, yang menanggapi,


“Kamu siapa? Anggota apa kamu? Pejabat mana kamu? Buat apa bahas jabatan? Nggak hebat jabatan itu, orang tua saya juga anggota dewan.”


Adu mulut pun tak terhindarkan. Kedua belah pihak saling berargumen dengan nada tinggi hingga menarik perhatian warga sekitar. Beruntung, tidak terjadi bentrokan fisik karena warga segera melerai.


Saksi di lokasi juga menyebutkan bahwa sopir anggota dewan sempat hendak mengambil sebuah benda dari dalam mobil yang diduga senjata tajam, namun berhasil dicegah warga.


Video insiden ini kemudian viral dan menuai berbagai reaksi keras dari warganet. Banyak yang mengecam sikap arogansi yang ditunjukkan dalam peristiwa tersebut, terutama pernyataan “Saya anggota” yang dinilai mencerminkan penyalahgunaan status jabatan serta perilaku tidak pantas dari seorang wakil rakyat.


Sikap anggota dewan yang meminta untuk “tidak saling mengalah” juga dinilai sebagai contoh buruk dan tidak mencerminkan etika pejabat publik yang seharusnya menjadi teladan masyarakat.


Hingga berita ini diterbitkan, pihak DPRD Kabupaten Lampung Tengah belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Publik mendesak agar lembaga legislatif menindaklanjuti kasus ini dan memberikan sanksi etik jika terbukti ada pelanggaran moral atau etika.


Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pejabat publik dituntut untuk menjaga sikap, mengedepankan etika, dan memberikan keteladanan, terutama saat berhadapan langsung dengan masyarakat.


(Redaksi)

Post a Comment

أحدث أقدم